Political Dynamics of Fulfilling Civil Rights of Religious Minority Communities in Cilegon City

Yeby Ma'asan Mayrudin, Valerie Amalinda

Abstract


This article focuses on discussing the polemic about the establishment Church in Cilegon which has never been resolved. Minority communities are hampered in realizing religious freedom. They are subjugated by cultural, social and political conditions and groups who firmly oppose the Church's presence in Cilegon. We use descriptive qualitative research methods which are useful for exploring the main problem in a holistic manner. The theory used is freedom and plurality by Hannah Arendt. This research show that the concept of plurality and freedom of worship for non-Muslim communities has not been fully implemented due to pressure from conservative groups. This illustrates that the condition of representation of living together is only limited to drinking coffee with Muslim. But, on the basic understanding that every human being as a unique person is entitled to a freedom. The political dynamics in Cilegon also look very conservative, the political elites have no sensitivity towards minority groups. They are completely reluctant to leave their comfort zone, because the elites in the city do not strive for justice for minorities. The practice of plurality and conditions of freedom of worship have not been fully realized in the current living conditions of Cilegon society.


Keywords


Civil Rights; Political Dynamic; Religious Minority; Plurality; Cilegon

Full Text:

PDF

References


Adrymarhanino, V. D., & Nailufar, N. N. (2021). Asal Usul Kota Cilegon.

AFP. (2018). Mengapa pemeluk Kristen di Pakistan kerap menjadi sasaran serangan?

Alwan, H. (2022a). Ternyata Ada 3 Alasan Penolakan Gereja di Cilegon, Salah Satunya Kisah Ulama Digantung. Suarabanten.Id. https://banten.suara.com/read/2022/09/11/101552/ternyata-ada-3-alasan-penolakan-gereja-di-cilegon-salah-satunya-kisah-ulama-digantung?page=1

Alwan, H. (2022b). Tolak Pembangunan Gereja di Cilegon, Massa Aksi Bawa Kain Kafan Hingga Ancam Turunkan Wali Kota Cilegon. Suarabanten.Id. https://banten.suara.com/read/2022/09/07/130836/tolak-pembangunan-gereja-di-cilegon-massa-aksi-bawa-kain-kafan-hingga-ancam-turunkan-wali-kota-cilegon

Alwan, H. (2022c, September 11). Pemuda Lintas Agama dan Jaringan Gusdurian Desak Wali Kota Cilegon Minta Maaf. Suarabanten.Id. https://banten.suara.com/read/2022/09/11/063232/pemuda-lintas-agama-dan-jaringan-gusdurian-desak-wali-kota-cilegon-minta-maaf?utm_source=whatsapp&utm_medium=share

Ansyah, F. (2009). Kebebasan Beragama di Indonesia: Perspektif Teori Ruang Publik dan Ruang Privat Hannah Arendt. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

ASC News Cilegon. (2022). Sejarah Kota Cilegon: Perjuangan Para Tokoh Islam dalam Pemberontakan Geger Cilegon Lawan Penjajah. Youtube ASC News Cilegon.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2018). Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (fifth). SAGE Publications.

Dodi. (2023). Wawancara Kedua Key Informant. Audio Recording.

Efendi, Z. (2021). Religious Plurality in Dayak Bidayuh Lara Society (Portrait of Inter-Religious Harmony in Kendaie Lundu Village, Sarawak). Dialog, 44(1), 75–88. https://doi.org/10.47655/dialog.v44i1.428

Fathuddin. (2015). Kebebasan Beragama Dalam Bingkai Otoritas Negara. Istiqra, 1–25.

Fatih, Moh. K. (2016). Kebebasan, Pluralitas, Politik Dalam Pemikiran Hannah Arendt. Al Furqan: Jurnal Ilmu Al Quran Dan Tafsir, 5(1), 1–23.

Febrianti, N. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan: Mewujudkan Kesetaraan Gender. Prosiding Konferensi Nasional Kewarganegaraan, November, 306–310.

Hafiz, M., & Hasani, I. (2020). Kebebasan Beragama dan Stabilitas Politik (H. Hasan, Ed.). Pustaka Masyarakat Setara.

Hardian. (2015). Dialog Umat Islam Dan Kristen Di Kota Cilegon Banten. Tasamuh: Jurnal Studi Islam, Vol 7 No 2(September), 205–234.

Hardoko, E. (2014). Warga Sebuah Kota di Australia Tolak Pembangunan Masjid.

Hasani, I., & Sigit, K. A. (2021). Kondisi Kebebasan Beragama/Berkeyakinan di Indonesia Tahun 2020 Intoleransi Semasa Pandemi (H. Hasan, Ed.). Pustaka Masyarakat Setara.

Hikmawan, M. D. (2017). Politik Perbedaan: Minoritas Dalam Implementasi Kebijakan. JIPAGS (Journal of Indonesian Public Administration and Governance Studies), 1(1). https://doi.org/10.31506/jipags.v1i1.1268

Hipni, A. (2022). Pembangunan Gereja di Cilegon Ditolak Warga, Gusdurian Banten Minta Pemerintah Evaluasi SKB 2 Menteri. Newsmedia.Co.Id. https://www.newsmedia.co.id/news-room/pr-604646133/pembangunan-gereja-di-cilegon-ditolak-warga-gusdurian-banten-minta-pemerintah-evaluasi-skb-2-menteri

Indah, C. M. (2018). Problematika Hukum dalam Mentransformasi Konflik demi Membangun Perdamaian di Indonesia (pp. 1–13).

Indriyany, I. A. (2017). Keberagaman Beragama Sebagai Tantangan Mewujudkan Masyarakat Multikultural. Jurnal Polinter Prodi Ilmu Politik FISIP UTA’45 Jakarta, 2(2), 20–30.

Itsnaini, F. M. (2021). Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945: Bunyi dan Implementasinya. DetikNews. https://news.detik.com/berita/d-5491922/pasal-29-ayat-2-uud-1945--bunyi-dan-implementasinya

Jati, W. R. (2022). Revitalisasi Voice Sebagai Hak Politik Warga Kota di Indonesia: Suatu Kajian Konseptual ( Revitalisation of Voice as Political Rights for Citizen in Indonesia : A Conceptual Analysis ). HAM, 13(3), 5–11.

Jemali, M. (2018). Eskalasi Tindakan Politik Dalam Perspektif Filosofis Hannah Arendt. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio, 7(1), 20–31.

Jena, Y. (2011). Pemikiran Hannah Arendt Mengenai Kekerasan Dalam Kekuasaan. Jurnal Diskursus, 10(2), 166–190.

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. (2021). Pemerintah Jamin Perlindungan Kebebasan Beragama. Kemenkumham.Go.Id. https://www.kemenkumham.go.id/berita-utama/pemerintah-jamin-perlindungan-kebebasan-beragama#:~:text=Hak kebebasan beragama juga dijamin,dari ruang kerjanya%2C di Jakarta.

Koten, Y. K. (2019). Konsep Hannah Arendt Tentang Politik Sebagai Pembicaraan Dan Kontribusinya Dalam Menyikapi Pluralitas Pandangan. Jurnal Ledalero, 18(1), 123. https://doi.org/10.31385/jl.v18i1.163.123-148

Kymlicka, W. (1995). Kewarganegaraan Multikultural (F. Budi Hardiman, Ed.; III). Pustaka LP3ES Indonesia.

Latif, M. (2023). Wawancara 16 Mei. Audio Recording.

Lehan, A. A. D. (2020). Pendidikan Multikultural Bagi Generasi Emas dalam Kerangka Diagnosis Arendt. Jurnal Sejarah, 17(2).

Lori. (2020). Ngotot Bangun Gereja, Tiga Pria Kristen Pakistan Jadi Sasaran Serangan Sekelompok Orang.

Lumowa, V. (2022). Diskursus Multikulturalisme dan Wajah Indonesianya. Jurnal Filsafat, 32(2), 311–344. https://doi.org/10.22146/jf.66815

Mahfud, M. Q. (2022). Sikap Toleransi Dan Fenomena Konflik Kehidupan Antar Umat Beragama di Kota Cilegon Dalam Perspektif Hadis. As-Syifa: Journal of Islamic Studies and History, 1(2), 61–75.

Martin, R., & Dani, A. (2023). Wawancara 25 Mei. Audio Recording.

Marzuki, M., & Fikri, M. (2022). Minoritas Agama di Sekolah Mayoritas: Relasi Antar Umat Beragama pada Sekolah Umum di Provinsi Aceh, Bali dan Sulawesi Utara. EDUKASI: Jurnal Penelitian …, 20(1), 94–107.

Masjiduna. (2019). Jalan Terjal Pembangunan Masjid di Bendigo Australia.

Maula, B. S. (2020). Perlindungan Hukum Atas Hak-Hak Kelompok Agama Minoritas Di Indonesia. Mahkamah : Jurnal Kajian Hukum Islam, 5(2), 248. https://doi.org/10.24235/mahkamah.v5i2.7141

Mehfooz, M. (2021). Religious Freedom in Pakistan a Case Study of Religious Minoritas. Religions, 12(51), 1–15.

Mulyana, A. (2001). Dua Wilayah Hak Beragama dan Berkeyakinan. Elsam, 1–3.

Nariswari, A. (2022). Sampai Dilempari Kepala Babi, Penolakan Warga Korea Selatan saat Pembangunan Masjid Bikin Geger.

Novitasari, P. C. (2019). Pembinaan Kegiatan Keagamaan dan Pengawasan Aliran Sesat Dalam Perspektif Hak Asasi Manusia.

Nurany, A. L. D., Hidayati, L. N., Zulaika, R., Hanindraswari, A. D. M., & Akbar, M. N. (2022). Merajut Kebhinekaan Dalam Pendidikan Beragama Di Tengah Bangsa Pluralitas. T S A Q O F A H Jurnal Penelitian Guru Indonesia, 2(2), 251–265.

Oktaviani, Z., & Nursalikah, A. (2022). Warga Lokal Tolak Pembangunan Masjid Daegu Korsel, Kelompok Sipil Ajukan Petisi.

Pandor, P. (2013). Menyibak Tabir Politik Otentik Arendtian : Sebuah Pembicaraan Dari Perspektif Etika Politik. Arete Jurnal Filsafat, 2(1), 1–22.

Pandor, P. (2020). Menyoal Persahabatan Sebagai Problem Relasionalitas: Sebuah Kontruksi Atas Konsep Alteritas Emanuel Levinas Dan Pluralitas Hannah Arendt. Seri Filsafat Teologi, 30(29), 66–94. https://doi.org/10.35312/serifilsafat.v30i29.20

Peraturan Bersama Menteri Agama Dan Menteri Dalam Negeri, kemenag.go.id 2 (2006).

PGI. (2015). Ribuan Umat Kristiani Pakistan Berdemonstrasi dan Tuguran Terkait Pemboman Gereja.

Prabowo, H. (2022). Tak Ada Gereja di Cilegon: Diskriminasi di Balik Topeng Pluralisme. Tirto.Id. https://tirto.id/tak-ada-gereja-di-cilegon-diskriminasi-di-balik-topeng-pluralisme-guaJ

Purnomo, B. (2013). Toleransi Religius, antara Pluralisme dan Pluralitas Agama dalam Perspektif Al-Quran. Suhuf: Jurnal Pengkaji Al-Quran Dan Budaya, 6(1), 83–103.

Ramdhani, A., & Fahmy, I. A. (2023). 7 Pengertian Pluralisme Menurut Para Ahli. Pinhome.Id.

Redaksi. (2022). Penolakan Pembangunan Gereja di Cilegon, Jaringan GUSDURian Banten Angkat Suara! Hipotesa.Id. https://www.hipotesa.id/2022/09/09/penolakan-pembangunan-gereja-di-cilegon-jaringan-gusdurian-banten-angkat-suara/

Riansyah, A., Mulyani, M., Al-Giffari, M. F., Akbar, S. F., & Hulailah, S. (2021). Faktor Penolakan Pembangunan Gereja Oleh Masyarakat di Kota Cilegon. International Journal of Demos, 3(1), 43–52.

Sakti, R. M., & Fajar, A. M. (2022a). Gusdurian Hadirkan Masyarakat Cilegon & Panitia Pembangunan Gereja HKBP. Banten.Jpnn.Com. https://banten.jpnn.com/banten-terkini/852/gusdurian-hadirkan-masyarakat-cilegon-panitia-pembangunan-gereja-hkbp?page=2

Sakti, R. M., & Fajar, A. M. (2022b). Soal Kisruh Pembangunan Gereja di Cilegon, Gusdurian Minta SKB 2 Menteri Dievaluasi. Banten.Jpnn.Com. https://banten.jpnn.com/banten-terkini/777/soal-kisruh-pembangunan-gereja-di-cilegon-gusdurian-minta-skb-2-menteri-dievaluasi

Sarawati, A. A. A. N. (2022). Dilarang Bangun Rumah Ibadat? Tempuh Langkah Ini. HukumOnline.Com. https://www.hukumonline.com/klinik/a/dilarang-bangun-rumah-ibadat-tempuh-langkah-ini-lt62c7df19860ab

Sasongko, A., & Ucu, K. R. (2013). Penolakan Masjid di Australia Mengkhawatirkan.

Setiawan, R. (2018). Subaltern, Politik Etis, dan Hegemoni dalam Perspektif Spivak. Jurnal POETIKA, 6(1). https://doi.org/10.22146/poetika.35013

Shafira, D. I., & Wibowo, E. A. (2022). Gusdurian Kecam Wali Kota Cilegon karena Teken Penolakan Pendirian Gereja. Nasional.Tempo.Co. https://nasional.tempo.co/amp/1632602/gusdurian-kecam-wali-kota-cilegon-karena-teken-penolakan-pendirian-gereja

Sihotang, A. P., Heryati, R. B., & Juita, S. R. (2020). Freedom of Religion as a Human Rights Protection in Indonesia. Atlantis Press, 436, 922–926.

Simanjuntak, M. (2022). Jurnal Pendidikan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 5(1), 4457–4463.

Sinaga, R. P. (2012). Peran Negara Dalam Pendirian Rumah Ibadah. LBHYogya. https://lbhyogyakarta.org/2012/08/15/peran-negara-dalam-pendirian-rumah-ibadah/

Sintru. (2022). Sejarah Kota Cilegon. Youtbe Sintru.

Siringoringo, M. P. (2022). Pengaturan Dan Penerapan Jaminan Kebebasan Beragama Sebagai Hak Asasi Manusia Dalam Perspektif Uud 1945 Sebagai Hukum Dasar Negara. Nommensen Journal of Legal Opinion, 03(1), 111–124. https://doi.org/10.51622/njlo.v3i1.618

Suliana, & Bagur, F. (2022). Asal Usul Kota Cilegon, Mulai dari Kesultanan Banten hingga Masa Reformasi. KoranJakarta. https://koran-jakarta.com/asal-usul-kota-cilegon-mulai-dari-kesultanan-banten-hingga-masa-reformasi?page=all

Suparlan, P. (2004). Masyarakat Majemuk, Masyarakat Multikultural, dan Minoritas: Memperjuangkan Hak-Hak Minoritas. Elsam.

Utama, A. (2019). Penolakan Pura di Bekasi: “Walau Cuma Dua-Tiga Umat, Mereka Tetap Berhak Punya Rumah Ibada.” BBC News Indonesia. https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-48215796

Wahab, A. J. (2020). Membatasi Tanpa Melanggar. Harmoni, 19(2), 429–438. https://doi.org/10.32488/harmoni.v19i2.447

Wibowo, W. S. (2023). Homo Faber and Animal Laborans In Theological Education Reflections from Hannah Arendt ’ s Thoughts. Gema Teologika, 8(1), 1–14. https://doi.org/10.21460/gema.2023.81.1030

Wijayanti, T. Y. (2016). Konsep Kebebasan Beragama Dalam Islam Dan Kristen. Profetika: Jurnal Studi Islam, 17(01), 16–22. https://doi.org/10.23917/profetika.v17i01.2097

Wiratraman, R. H. P. (2007). Hak-Hak Konstitusional warga Negara Setelah Amandemen UUD 1945: Konsep, Pengaturan dan Dinamika Implementasi. Hukum Panta Rei, 1(1), 1–18.

Yanti, I. G. A. A. B., Nugroho, W. B., & Kamajaya, G. (2019). Konsep, Praktik, dan Kontekstualisasi Manusia Politik dan Ruang Publik Hannah Arendt. Jurnal Ilmiah Sosiologi, 1(2), 1–13.

Yusuf, S. (2022). Wali Kota Cilegon Tolak Pembangunan Gereja Maranatha, Jaringan Gusdurian Indonesia Kritik Keras. Adatah.Com. Wali Kota Cilegon Tolak Pembangunan Gereja Maranatha, Jaringan Gusdurian Indonesia Kritik Keras




DOI: https://doi.org/10.46507/jclp.v3i1.613

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Yeby Ma'asan Mayrudin, Valerie Amalinda

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

Creative Commons Licence
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View My Stats